KESULITAN SKRIPSI ANDA adalah INSPIRASI KAMI

Sabtu, 28 September 2013

MENJADI PENGAWAS BERKARAKTER



Abstrak
Pengawas  sekolah  memiliki  peran  yang  signifikan  dan  strategis  dalam proses dan hasil pendidikan yang bermutu di sekolah. Dalam konteks ini peran pengawas sekolah meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut pengawas yang harus dilakukan secara teratur dan berkesinambungan Peran tersebut berkaitan dengan tugas pokok pengawas dalam melakukan supervisi manajerial dan akademik serta pembinaan peran pembinaan, pemantauan dan penilaian.
Untuk melaksanakan perannya dengan baik, selain kompetensi yang mumpuni, juga diperlukan pribadi yang unggul. Sesuai dengan penciptaan pendidikan berkarakter, maka dibutuhkan pula pengawas sekolah sebagai pemimpin yang berkarakter. Paduan antara profesionalisme dan karakter unggul akan membawa mutu pendidikan Indonesia pada kualitas tinggi.

Kata kunci: pengawas, profesional, berkarakter

PENDAHULUAN
Menurut struktur Departemen Pendidikan Nasional, bahwa yang termasuk kategori supervisor dalam pendidikan adalah kepala sekolah, penilik sekolah, dan para pengawas di tingkat kabupaten/kotamadya, serta staf kantor bidang yang ada di tiap propinsi (Purwanto, 2002: 78).
Dalam Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 dijelaskan bahwa tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan (Tim Fokusmedia, 2003: 3). Jadi, termasuk di dalamnya para pengawas yang dalam kedudukannya antara supervisor dan fasilitator diharapkan untuk bekerja keras dalam upaya pemutuan pendidikan. Karena itulah, dapat dirumuskan bahwa pencapaian mutu pendidikan yang tinggi, bukan saja terletak di tangan para guru, tetapi juga terletak di tangan para pengawas.
Secara kelembagaan, pengawas sekolah menengah merupakan tenaga kependidikan yang dalam strukturnya berada pada Dinas tingkat kabupaten / kotamadya, ia menangani dalam artian mengawasi beberapa sekolah menengah sesuai dengan wilayah yang diberikan kepadanya. Dalam kaitan ini pengawas sekolah harus memiliki komitmen kuat terhadap jabatan dan statusnya sebagai pegawai negeri sipil (PNS).
Di masa silam persepsi masyarakat tentang pengawasan sekolah boleh jadi hanya berkutat pada kunjungan penilik/pengawas ke kelas-kelas guna melakukan penilaian tentang ketepatan strategi pembelajaran oleh guru. Hingga sekarang (mungkin) masih banyak yang menganggap profesi pengawas sekolah sebagai profesi penyiapan diri sebelum seseorang yang pernah menjadi kepala sekolah atau guru menjalani pensiun (Utari, 2013).
Mustahil untuk memberdayakan pengawas sekolah tanpa adanya kompetensi yang cukup. Tidak menutup mata bahwa dari sisi rekrutmen pemerintah telah menyelenggarakan diklat calon pengawas sekolah yang mata diklatnya mengacu pada keenam ranah kompetensi pengawas sekolah. Namun demikian, kebutuhan pembinaan dari eksternal yang dilaksanakan oleh pemerintah, tentu bukan hanya pada saat rekrutmen, tetapi juga dalam masa jabatan. Keenam ranah kompetensi yang menjadi mata diklat tersebut tidak akan dipraktekkan sebagaimana mestinya bila tidak ada dukungan yang cukup terhadap peningkatan keterampilan pengawas, dan pemberian motivasi serta kepuasan kerja yang cukup (Utari, 2013).
Kepemimpinan berkarakter sangat terkait dengan pendidikan karakter yang saat ini menjadi hangat dalam kajian akademik mengenai pendidikan di Indonesia. Kepemimpinan berkarakter merupakan syarat mutlak untuk dimilikinya perilaku berkarakter pada bawahan / rekan kerja. Mengapa demikian? Karena perilaku  berkarakter bawahan / rekan kerja merupakan perilaku yang dihasilkan dari proses belajar terhadap lingkungannya. Interaksi antara bawahan / rekan kerja  dengan kepemimpinan atasan tidak terbatas pada interaksi secara langsung di lapangan, tetapi juga terjadi dari hasil  interaksi antara  rekan kerja dengan segala bentuk hal dan karya yang dihasilkan dan dikesankan oleh kepemimpinan atasan. Jadi dalam arti yang luas, kepemimpinan berkarakter melibatkan semua hal yang dihasilkan oleh pemimpin, dalam hal ini adalah pengawas sekolah, yang kemudian akan berinterkasi / berpadu / menyatu dengan kinerja para rekan kerja.
Oleh karena itu diperlukan usaha yang keras dalam rangka mewujudkan mutu pendidikan yang berkualitas di Indonesia, yang salah satunya adalah menjadi pengawas sekolah yang profesional dan berkarakter.

Kamis, 01 Agustus 2013

MENYUSUN METODOLOGI PENELITIAN PEMBUATAN SKRIPSI TESIS

Dalam menyusun penelitian (research) baik penelitian skripsi maupun tesis, metode atau metodologi penelitian yang digunakan mutlak harus disertakan. Metode atau metodologi penelitian ini akan menggambarkan bagaimana langkah atau strategi peneliti dalam menjawab perumusan masalah penelitian, yang hasil dari jawaban atas perumusan masalah tersebut akan diuraikan dalam bab selanjutnya yaitu bab hasil penelitian dan pembahasan. Dalm artikel ini, saya tidak akan menguraikan berbagai jenis penelitian yang sangat banyak jumlahnya, akan tetapi hanya akan saya uraikan hal-hal yang sifatnya umum digunakan dalam penelitian skripsi dan tesis, dan uraian saya tentang jenis penelitian dalam kaitannya dengan menyusun metode penelitian / metodologi penelitian disini lebih bersifat aplikatif (terapan) dan bukan dalam konteks teoritis semata.
Dalam menyusun metodologi (metode) penelitian, perlu dimasukkan hal-hal sebagai berikut:
Jenis penelitian (research type).
Jenis penelitian ini berkaitan dengan sifat data dan cara atau teknik analisis data yang digunakan. Apabila data yang digunakan atau data yang dianalisis adalah data numerik (angka) dan cara analisisnya dengan cara matematis atau menggunakan teknik statistik, maka jenis penelitian tersebut adalah penelitian kuantitatif. (quantitative research) (kuantitas berkaitan dengan angka nominal atau bilangan yang dapat dihitung) Sedangkan, apabila data yang digunakan dalah data string atau sebagai bentuk record atas suatu kondisi tertentu (seperti kondisi sosial, kondisi seseorang / individu) yang lebih berkaitan dengan kualitas atau sifat dan perilakunya, maka jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Disamping itu, terdapat jenis penelitian lainnya, yaitu apabila data yang akan dianalisis adalah data tunggal yang diperoleh dari kasus tertentu, maka penelitian ini merupakan penelitian studi kasus (case research).
Dapat juga dalam jenis penelitian ini dimasukkan berdasarkan cara dan tujuan penelitiannya, yaitu dengan jenis penelitian eksperimen atau jenis penelitian tindakan (action research) (seperti tindakan kelas). Jenis penelitian eksperimen adalah penelitian untuk mencari suatu hubungan atau pengaruh suatu hal tertentu terhadap hal lainnya dalam kondisi alamiah. Maksud dari dalam kondisi alamiah disini adalah dalam penelitian tersebut tidak dilakukan tindakan yang sikluistik berulang-ulang yang sifatnya untuk memperbaiki hubungan yang terjadi. Apabila penelitian dilakukan dalam konteks mengkaji suatu tindakan tertentu dengan tujuan untuk mengembangkan suatu metode kerja yang efisien, maka jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan (action research). Dalam metode tindakan, pada umumnya dilakukan dengan cara menganlisis tindakan pertama (mungkin dalam bentuk analisis pengaruh atau hubungan suatu hal dengan hal lainnya), yang selanjutnya dilakukan upaya solusi terhadap masalah dalam tindakan pertama untuk dikembangkan dalam tindakan kedua, yang selanjutnya diteliti lagi pengaruh yang ditrimbulkan dari suatu hal terhadap hal lain dalam tindakan kedua ini, dan seterusnya hingga membentuk beberapa siklus tindakan. Penelitian tindakan yang umum dilakukan adalah penelitian tindakan kelas untuk mengembangkan langkah-langkah efisien dalam model pembelajaran yang diterapkan. Dalam kaitannya dengan menyusun metodologi penelitian (metode penelitian), jenis penelitian ini tidak mutlak untuk dicantumkan.
Waktu dan tempat penelitian.
Waktu dan tempat penelitian mutlak harus dicantumkan dalam metodologi penelitian (metode penelitian). Waktu adalah watu keseluruhan dari jalannya penelitian yang berkaitan dengan pengambilan data saat penelitian. Sebagai contoh adalah apabila hendak mengambil data untuk nilai siswa semester II, maka waktu penelitian adalah semester II tahun ajaran?. yang dimulai pada bulan ? tahun ?. sampai dengan bulan ? tahun ?. Sedangkan apabila tidak berkaitan dengan waktu-waktu khusus seperti itu, maka dicantumkan waktu dari awal dilaksanaknnya penelitian sampai akhir penelitian. Tidak boleh dilupakan adalah tempat penelitian, dan usahakan untuk memberikan alasan yang logis ilmiah mengapa tempat tersebut dipilih sebagai lokasi penelitian.
Data dan Pengumpulan (collecting) Data.
Dalam poin ini, perlu diuraikan apakah data dalam penelitian adalah data primer atau data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh melalui pengukuran langsung oleh peneliti yang bukan berasal dari data yang telah ada, sedangkan data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh pihak lain dan telah didokumentasikan sehingga dapat digunakan oleh pihak lain (peneliti). Perlu juga diuraikan data-data apa saja yang digunakan dalam penelitian secara jelas. Sedangkan dalam pengumpulan data, perlu diuraikan bagaimana cara peneliti memperoleh dan mengumpulkan data, dengan menggunakan media apa. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan instrumen (media) kuisioner yaitu serangkain pertanyaan untuk dijawab responden, instrumen alat pengukur lainnya (seperti alat pengukur kondisi fisik suatu benda). Dapat juga digunakan teknik wawancara, yaitu data diambil bersadarkan wawancara peneliti terhadap responden. Dalam hal ini, peneliti melakukan wawancara berdasarkan panduan wawancara yang telah disusun untuk penelitian. Apabila panduan wawancara yang digunakan hanyalah bersifat pertanyaan dasar dan responden diharapkan dapat menjawab secara mengembang, maka tekik ini disebut dengan wawancara mendalam (circumstantial interview). Apabila data yang digunakan adalah data sekunder, maka pada umumnya pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan dokumentasi dan observasi. Dokumentasi adalah memanfaatkan dokumen yang sudah ada, dan dalam hal ini perlu diuraikan dokumen apa saja secara jelas, sedangkan observasi adalah pengamatan kualitatif secara langsung oleh peneliti untuk mengambil data-data berdasarkan kondisi tertentu sesuai dengan maksud penelitian. Sebagai contoh observasi disini adalah tindakan peneliti mengamati perilaku siswa saat dilaksanakannya penelitian.
Populasi, Sampel, dan Sampling.
Penelitian yang melibatkan banyak data akan menjadi sulit dilaksanakan atau tidak efektif apabila dilakukukan dengan menggunakan seleuruh data yang ada. Apabila jumlah data yang diteliti kurang dari 100 atau dirasa masih mudah untuk diambil semuanya, maka sebaiknya seluruh data tersebut digunakan, sedangkan apabila jumlah data lebih dari 100 atau dirasa akan banyak kesulitan apabila digunakan seluruhnya, maka sebaiknya dilakukan sampling. Populasi merupakan seluruh unit yang dikaji dalam penelitian. Sebagai contoh adalah siswa SMP Negeri 1 Yogyakarta. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi yang digunakan sebagai data dalam penelitian. Sampel ini haruslah representatif atau mewakili, yaitu satu sampel diambil pada data yang sekiranya memiliki kesamaan sifat dengan data lainnya (sampel diambil darai kelompok yang homogen). Cara pengambilan sampel agar memenuhi kriteria representatif ini disebut sebagai sampling. Terdapat beragam teknik sampling atau pengambiulan sampel, yaitu:
Random sampling, yaitu sampel diambil secara acak dari populasi yang heterogen atau memiliki variasi sifat yang besar. Teknik ini merupakan pengambilan secara acak, tidak memilih, agar memperoleh sampel yang merata. Dengan teknik random, seluruh anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk terpilih. Teknik random ini dapat dilakukan seperti dengan loteray atau pemilihan secara acak dengan media lainnya.
stratified sampling. Stratifikasi adalah perilaku pemberian tingkatan atau kelas pada data. Dalam stratified sampling, data sebelumnya dikelompokkan kedalam tingkatan-tingkatan tertentu, seperti tingkatan tinggi, sedang, rendah, atau baik, sedang, buruk, kemudian sampel diambil dari setiap tingkatan tersebut. Misalkan penelitian yang dilakukan adalah pengaruh Kurikulum saat ini (KTSP) terhadap perstasi siswa, maka dapat dilakukan stratified sampling dengan cara mengelompokkan siswa kedalam tingkatan pandai, sedang, tidak pandai, dan kemudian dari masing-masing tingkatan tersebut diambil dalam jumlah yang memadai. Apabila cara pengambilan sampel dalam setiap tingkatan (strata) tersebut adalah acak, maka teknik sampling ini dikenal dengan stratified random sampling. Dalam stratified sampling ini, tiap kelompok jelas memiliki populasi yang homogen bersadarkan tingkatannya. Sebagai contoh adalah dalam kelompok siswa berprestasi baik, maka seluruh anggota kelompok jelas memiliki nilai tertentu yang dikategorikan dalam tingkatan baik.
Cluster Sampling. Cluster adalah kelompok. Cluster sampling merupakan pengambilan sampel dari kelompok-kelompok kecil yang sifat antar kelompok tersebut tidak menunjukkan tingkatan. Dalam cluster sampling ini, anggota setiap kelompok tidaklah homogen seperti dalam strtified sampling. Pengelompokan dalam cluster sampling ini sifatnya sekedar untuk mempermudah jalannya penelitian. Sebagai contoh adalah dalam penelitian tentang pemanfaatan biotech di Kabupaten Klaten, maka dilakukan pemabgian wilayah kabupaten menjadi kelompok kecamatan-kecamatan, dan kemudian sampel diambil dari setiap kecamatan tersebut. Apabila pengambilan sampel tiap kelompok ini dilakukan secara random, maka teknik ini dikenal dengan cluster random sampling. Tentusaja kondisi petani dalam setiap kecamatan tersebut tidaklah homogen, sehingga dengan memadukannya dengan random sampling akan lebih mampu memberikan data yang lebih representatif.
Veriabel Penelitian
Cara mudah untuk memahami variabel penelitian ini adalah dengan pengertian bahwa variabel adalah pokok hal yang akan diteliti. Sebagai contoh adalah dalam penelitian Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Prestasi Siswa, sebagai variabel penelitiannya adalah model pembelajaran dan prestasi siswa. Dalam hal ini jelas penelitian harus mengambil data pada tentang model penelitian dan data preastasi siswa dalam setiap model pembelajaran yang dikembangkan. Devinisi dari variabel penelitian adalah konsep yang memiliki bermacam-macam nilai yang besarnya dapat berubah-ubah. Sedangkan yang dimaksud dengan konsep didini adalah gambaran terhadap suatu venomena yang abstrak. Untuk lebih jelas menggambarkan variabel adalah dengan membicarakan variabel prestasi siswa. Dalam hal ini, prestasi siswa akan memiliki bermacam-macam nilai yang berbeda untuk setiap siswa. Prestasi siswa merupakan kumpulan dari nilai-nilai siswa yang diperoleh dalam test baik yang hanya dilakukan sekali maupun beberapa kali. Dalam hal ini prestasi siswa merupakan variabel karena nilainya banyak, bermacam-macam, dan dapat berubah-ubah, yang selanjutnya akan dianalsis dalam penelitian.
Dalam menyusun metodologi penelitian, variabel penelitian mutlak dicantumkan apabila penelitian menggunakan lebih dari satu variabel, sedangkan apabila hanya menggunakan satu variabel maka tidak mutlak dicantumkan. Variabel penelitian ini juga tidak perlu dicantumkan dalam penelitian kualititaf, sebaba penelitian kualitatif tidak berhubungan dengan nilai atau kuantitas, akan tetapi lebih cenderung berkaitan dengan sifat, mutu, karakter, dan hal-hal lain yang tidak diukur dengan matematis untuk keperluan penelitian. Dalam menyusun metode (metodologi) penelitian, perlu diuraikan secara jelas variabel apasaja yang akan diukur dan variabel mana yang menjadi variabel bebas (independent variable) dan terikat (dependent variable). Variabel bebas adalah variabel yang nilai tidak tergantung pada variabel lain, sedangkan variabel terikat adalah variabel yang nilainya tergantung pada variabel lain yaitu pada variabel bebas. Sebagai contoh dalam penelitian pengaruh jam belajar dan bimbingan orang tua terhadap prestasi siswa, jelas terlihat bahwajam belajar dan bimbingan orang tua memiliki kecenderungan mempengaruhi atau tidak terikat dengan variabel lain, sedangkan prestasi siswa sebagai variabel yang akan dipengaruhi atau tergantung dengan variabel lain. Dengan demikian, jam belajar dan bimbingan orang tua adalah variabel bebas sedangkan prestasi siswa adalah variabel terikat.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis Data berkaiatan dengan bagaimana penelitian akan menerapkan prosedur penyelesaian masalah untuk menbjawab perumusan masalah penelitian. Dalam menyusun metode atau metodologi penelitian, teknik analisis data mutlak dicantumkan dan diuraikan secara jelas dan rinci. Apabila dilakukan secara kuantitatif, maka teknik kuantitatif apa saja yang digunakan, serta bagaimana rumusan dan ketentuan penghitungannya. Apabila dilakukan secara kualitatif, maka perlu diuraikan tahapan-tahapan kualitatif yang dilaluinya secara jelas. Dalam teknik analisis data perlu juga diuraikan tentang bagaimana teknik untuk menguji atau memperoleh data yang valid dan reliabel. Dalam hal ini terdapat banyak perbedaan dalam penelitian kualitatif dan kuantitaif.

Sabtu, 27 Juli 2013

MATHEMATICS TEACHING AND LEARNING

Overview
This chapter focuses on advances in the study of mathematics teaching and learning since the publication of the first edition of the Handbook of Educational Psychology (Berliner & Calfee, editors) in 1996. Because of the scope of the review, comprehensive coverage is not possible. In what follows I have chosen to focus thematically on major areas in which progress has been made or where issues at the boundaries of theory and practice are controversial. These areas include: research focusing on issues of teacher knowledge and aspects of professional development; issues of curriculum development, implementation, and assessment; issues of equity and diversity; and issues of learning in context(s). The chapter concludes with a discussion of the state of the field and its contextual surround.

Teacher Knowledge
Significant progress has been made over the past decade in understanding mathematics teachers’ knowledge, how it plays out in practice, and how it can be developed. The field can boast of two major books and two additional programmatic bodies of work, all of which add significantly to our understanding. Over the past decade, two major works have emerged that expand the field’s conception of the nature and complexity of the knowledge that teachers bring to the classroom. Liping Ma’s 1999 book Knowing and teaching elementary mathematics demonstrated the unique character of highly accomplished mathematics teachers’ knowledge – a knowledge clearly different from knowledge of the mathematics alone. Magdalene Lampert’s
2001 book Teaching Problems and the Problem of Teaching offers a remarkably detailed empirical and theoretical examination of the multiple levels of knowledge, planning, and decision-making entailed in a year’s teaching. Next, I briefly describe Deborah Ball, Hyman Bass, and their colleagues’ studies of the mathematical knowledge that supports effective teaching, and the work of Miriam Sherin in describing teachers’ professional vision. Like the work described before it, this work sheds light on the character of knowledge that enables teachers to interact effectively with students over substantial mathematics. This work is followed by a description of the work by the Teacher Model Group at Berkeley, which has worked to characterize both the nature of teacher knowledge and the ways that it works in practice. Like the work of Ball, Bass, and colleagues, this work characterizes teaching as problem solving. It contributes to the problem solving and teaching literatures by describing, at a theoretical level of mechanism, the kinds of decision-making in which teachers engage as they work to solve the problems of teaching.

Sabtu, 29 Juni 2013

Jasa Pembuatan & Konsultasi Skripsi di Solo dan sekitarnya

 Media Ilmiah     Pabelan, Kartosuro    0888 2988 781 / 0888 4198 220

Jasa Pembuatan Skripsi sampai wisuda dengan melalui tahapan pembimbingan dosen. Bukan jualan skripsi jadi! Tapi benar-benar mulai dari proposal Judul sampai revisi setelah ujian pendadaran dan syarat untuk wisuda.
Membantu Anda menyelesaikan skripsi dan Karya Tulis Ilmiah lain. Banyak orang beranggapan bahwa dalam menyusun skripsi, tesis atau disertasi tidak diperbolehkan mengutip atau mengcopy dari karya ilmiah lain. Padahal sebenarnya, hal itu syah dan diperbolehkan selama kita juga mencantumkan sumber atau referensi karya ilmiah tersebut sesuai kaidah yang berlaku.
BUKAN Buat Skripsi, no plagiat /tidak penjiplakan, Pengembangan dan Konsultasi Pengolahan Data Penelitian; Olah Data Skripsi – Tesis & Desertasi. Semua jurusan. GARANSI sampai LULUS & WISUDA. Kursus Privat Bimbingan Skripsi. bukan Jasa Pembuatan Skripsi, tapi kami Jasa Bimbingan Penulisan Skripsi.
 
Media Ilmiah siap memberikan pelayanan yang prima bagi Anda semua.  PERCAYAKAN KARYA TULIS ILMIAH ANDA KEPADA KAMI

JASA PEMBUATAN / KONSULTASI SKRIPSI DI SOLO; KARANGANYAR; SRAGEN; SUKOHARJO; KLATEN; BOYOLALI; WONOGIRI

Media Ilmiah
Pusat Olah Data dan Karya Ilmiah
Delegan RT2 RW7, Pabelan, Kartosuro, Sukoharjo
Telp: 0888 4198 220 / 0888 2988 781

Belum wisuda karena kesulitan membuat / menyusun skripsi? Skripsi terbengkalai karena sibuk dengan pekerjaan?
Kami siap membantu menyelesaikan skripsi Anda. Skripsi kami BUKAN PLAGIAT  karena Judul dan data kita susun bersama dengan tahapan pembimbingan dosen. Kami TIDAK MENJUAL SKRIPSI JADI, tapi kami membantu Anda menyusun / membuat skripsi sesuai tahapan pembimbingan dari membuat proposal; Judul; Bab 1 ; Bab 2 ; Bab 3 ; Bab 4 ; Bab 5 sampai revisi setelah ujian dan naskah publikasi sebagai syarat wisuda.


Biaya:  menyesuaikan dengan jurusan dan tingkat kesulitan skripsi Anda.

Percayakan Skripsi Anda kepada kami.